Muhammad Al- Fatih adalah seorang raja atau sultan di kerajaan Osmani Turki. Kekuasaannya dimulai sekitar tahun 1420-1480. Ketika sedang jaya-jayanya, Muhammad Al-Fatih membangun benteng untuk mempertahankan Kerajaan Osmani yang berpusat di Adrianinopel. Benteng besar yang dibangunnya membuat kecurigaan bangsa Eropa dan kekaguman kaum muslimin.
Pada tahun 1450 Muhammad Al-Fatih dapat menaklukkan Konstantinopel yang merupakan pusat kebudayaan bangsa Eropa. Ketika pasukan Muhammad Al-Fatih memasuki Konstantinopel, Sultan sangat terkejut ketika didapatinya di dalam Gereja besar beberapa orang Pendeta sedang berlindung sambil berdo’a. Melihat kehadiran Sultan para pendeta semakin bertambah ketakutannya.
Muhammad Al-Fatih mengatakan kepada mereka bahwa agama Nasrani aman dan tentram di bawah kekuasaannya. Kedudukan mereka sama dan sederajat dengan kaum muslimin lainnya. Mereka dibebaskan untuk memilih pimpinan yang disebut dengan Petrik. Kehidupan kemasyarakatan berlangsung damai dan tentram. Toleransi antara umat beragama sangat dijunjung tinggi. Kota Konstantinopel menjadi pusat kebudayaan Islam.
Mesjid dan Gereja dibangun beriringan. Sangat berlainan ketika Konstantinopel masíh di bawah kekuasaan Kerajaan Byzantium. Kala itu kaum Nasrani dengan Paus Roma terjadi selisih paham yang mengarah kepada perang dan perpecahan. Di bawah kekuasaan Muhammad Al-Fatih Kaum Nasrani mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan warga dan kaum muslimin. ........bagiku agamaku dan bagimu agamamu......... demikian isi kandungan Alquran.
Beratus tahun lamanya Konstantinopel dikuasai oleh Kerajaan Osmani. Sejarah Islam mencatat bahwa Muhammad Al-Fatih (Muhammad Penakluk) adalah pahlawan yang pertama kali menaklukkannya.
Kerajaan Usmani mulai hancur ketika pimpinannya berganti dengan orang-orang yang sangat mencintai kehidupan duniawi. Sultan yang baru berebut kekuasaan sesama mereka. Perepecahan terjadi, sementara disisi lain bangsa Eropa mulai bangkit yang terkenal dengan zaman Renai
Pada tahun 1450 Muhammad Al-Fatih dapat menaklukkan Konstantinopel yang merupakan pusat kebudayaan bangsa Eropa. Ketika pasukan Muhammad Al-Fatih memasuki Konstantinopel, Sultan sangat terkejut ketika didapatinya di dalam Gereja besar beberapa orang Pendeta sedang berlindung sambil berdo’a. Melihat kehadiran Sultan para pendeta semakin bertambah ketakutannya.
Muhammad Al-Fatih mengatakan kepada mereka bahwa agama Nasrani aman dan tentram di bawah kekuasaannya. Kedudukan mereka sama dan sederajat dengan kaum muslimin lainnya. Mereka dibebaskan untuk memilih pimpinan yang disebut dengan Petrik. Kehidupan kemasyarakatan berlangsung damai dan tentram. Toleransi antara umat beragama sangat dijunjung tinggi. Kota Konstantinopel menjadi pusat kebudayaan Islam.
Mesjid dan Gereja dibangun beriringan. Sangat berlainan ketika Konstantinopel masíh di bawah kekuasaan Kerajaan Byzantium. Kala itu kaum Nasrani dengan Paus Roma terjadi selisih paham yang mengarah kepada perang dan perpecahan. Di bawah kekuasaan Muhammad Al-Fatih Kaum Nasrani mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan warga dan kaum muslimin. ........bagiku agamaku dan bagimu agamamu......... demikian isi kandungan Alquran.
Beratus tahun lamanya Konstantinopel dikuasai oleh Kerajaan Osmani. Sejarah Islam mencatat bahwa Muhammad Al-Fatih (Muhammad Penakluk) adalah pahlawan yang pertama kali menaklukkannya.
Kerajaan Usmani mulai hancur ketika pimpinannya berganti dengan orang-orang yang sangat mencintai kehidupan duniawi. Sultan yang baru berebut kekuasaan sesama mereka. Perepecahan terjadi, sementara disisi lain bangsa Eropa mulai bangkit yang terkenal dengan zaman Renai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar